Kelangkaan Gas 3 Kg, Pemprov Melakukan Sidak
Rakyat.co.id - Sudah sebulan terakhir gas minyak bumi yang dicairkan atau Liquified Petroleum Gas (LPG/Elpiji) untuk tabung ukuran 3 Kilogram (Kg) mengalami kelangkaan, namun hingga kini penyebabnya belum diketahui.
Menaggapi ini, Pemprov Sulsel dalam hal ini Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel berencana akan melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di sejumlah titik di Makassar, hari ini, Senin, (13/11).
Sekertaris Dinas ESDM Sulsel, Syamsul Bahri memprediksi terjadinya kelangkaan gas Elpiji bersubsidi 3 Kg di masyarakat lantaran adanya permainan di pihak pengusaha.
“Memang rupanya terjadi kelangkaan gas Elpiji 3 Kg di lapangan, penyebabnya biasanya ada dua hal, yang pertama bisa jadi adanya penimbunan dilakukan oknum pengusaha nakal dan kedua adalah adanya over jatah ke daerah lain,” ungkap Syamsul, Minggu (12/11) kemarin.
Dari hasil komunikasi dengan Pertamina, lanjut Syamsul, pihaknya berencana terjun langsung ke lapangan melihat kondisi yang sebenarnya.
“Maka satu-satunya jalan mengatasi kelangkaan tersebut adalah operasi pasar secepatnya. Kami akan melakukan komunikasi dengan Pertamina untuk mengecek lokasi mana atau daerah mana saja yang mengalami kelangkaan gas Elpiji 3 Kg tetsebut,” tegasnya.
Syamsul menegaskan, pihaknya bersama Pertamina akan mengecek gas bersubsidi tersebut per hari ini. “Insya Allah besok, (hari ini Red) kami akan melakukan pemantauan dan pengamatan ke daerah yang diduga mengalami kelangkaan tentunya bersama-sama dengan Pertamina Wilayah VII,” paparnya.
Saat ini, Pertamina juga akan mempersiapkan operasi pasar dan akan melakuakan pengerahan empat mobil truck gas Elpiji bersubsidi 3 Kg. “Kami memohon bantuan partisifasi teman wartawan untuk memberikan info wilayah mana saja yang terkena dampak kelangkaan sekaligus membantu melaporkan ke kami jika ada indikasi penimbunan ataupun over jatah di setiap kabupaten ke kabupaten di Sulsel,” ujar Syamsul.
Persoalan kelangkaan gas Elpiji bersubsidi 3 Kg ini, sangat menyentuh kebutuhan masyarakat terkhusus masyarakat yang penghasilannya berkecukupan.
Hasan, warga Jl Sukaria, Makassar, mengakui, ia sangat kesulitan mendapatkan Elpiji 3 Kg. Kondisi itu sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini. “Di Sukaria kita tidak lagi menemukan gas Elpiji 3 Kg. Susah sekali didapat. Kalaupun ada di kota, sampai di Jl Veteran, Makassar. Itupun harganya minta ampun mahalnya Rp25.000,” keluhnya.
“Harusnya hal seperti ini menjadi perhatian pemerintah, sebab ini salah satu kebutuhan mendasar. Apalagi ini, memang dikhususkan bagi masyarakat kecil,” tambah Hasan yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang parkir di depan Mal Panakkukang Makassar.
Bukan hanya pengguna, bahkan pedagang eceran pun mengaku resah. Seperti halnya yang dialami Mursalam (30) pengecer gas subsidi Elpiji 3 Kg di jalan Bontontoduri, Kelurahan Pa’baeng-baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Mursalam mengaku, terpaksa harus menjual gas Elpiji bersubsidi 3 Kg ke konsumen sebesar Rp25.000 per tabung lantaran menyesuaikan modalnya.
“Langka sekali, saya beli di pangkalan gas Jl Bontontoduri, tapi harganya di sana Rp20.000, jadi dijualkan juga di atas dari harga beli,” ujarnya.
Stok di pangkalan, juga sangat terbatas, untuk itu ia hanya bisa membeli 5 tabung gas saja. “Cuma lima tabung saja yang bisa dibeli,” keluhnya.
Sebelumnya, PT Pertamina, melalui Area Manager Communication & Relation Pertamina Sulawesi, Hermansyah Y Nasroen, mengaku, pihaknya tetap mengklaim distribusi gas Elpiji 3 Kg masih normal, yakni dengan jumlah pasok sama dari bulan lalu.
Hermansyah mengatakan, volume Elpiji 3 Kg yang disalurkan per bulan Oktober 2017 khusus Sulsel sejumlah 6.553.997 tabung atau setara rata-rata harian sebesar 252.077 tabung per hari. Jumlah tersebut, telah sesuai dengan rata-rata penyaluran Elpiji 3 Kg tiap bulannya. Penyaluran Elpiji 3 Kg ini sesuai kuota yang ditentukan pemerintah. “Penyaluran kita tetap, tidak ada pengurangan,” ujarnya.
Hermansyah menjelaskan, sebanyak 117 agen sebagai perpanjangan penyaluran gas bersubsidi tersebut dari 7.909 pangkalan. Adapun aktivitas pengisiannya dilakukan di 15 SPPBE (Stasiun Pengisian & Pengangkutan Bulk Elpiji) dan saat ini berjalan lancar tanpa kendala.
Pihaknya pun menduga, kelangkaan Elpiji 3 Kg hanya terjadi di pengecer bukan di pangkalan resmi. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat membeli Elpiji 3 Kg di pangkalan terdekat sesuai harga eceran tertinggi, yakni Rp15.500. Sebab pengecer bukan jalur distribusi resmi Pertamina.
“Pertamina sebagai badan usaha yang ditugaskan menyediakan dan mendistribusikan Elpiji 3 Kg, hanya melakukan pengawasan pendistribusian hingga ke tingkat agen dan pangkalan, tidak sampai ke tingkat pengecer,” jelasnya.
RakyatSulsel
Menaggapi ini, Pemprov Sulsel dalam hal ini Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel berencana akan melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di sejumlah titik di Makassar, hari ini, Senin, (13/11).
Sekertaris Dinas ESDM Sulsel, Syamsul Bahri memprediksi terjadinya kelangkaan gas Elpiji bersubsidi 3 Kg di masyarakat lantaran adanya permainan di pihak pengusaha.
“Memang rupanya terjadi kelangkaan gas Elpiji 3 Kg di lapangan, penyebabnya biasanya ada dua hal, yang pertama bisa jadi adanya penimbunan dilakukan oknum pengusaha nakal dan kedua adalah adanya over jatah ke daerah lain,” ungkap Syamsul, Minggu (12/11) kemarin.
Dari hasil komunikasi dengan Pertamina, lanjut Syamsul, pihaknya berencana terjun langsung ke lapangan melihat kondisi yang sebenarnya.
“Maka satu-satunya jalan mengatasi kelangkaan tersebut adalah operasi pasar secepatnya. Kami akan melakukan komunikasi dengan Pertamina untuk mengecek lokasi mana atau daerah mana saja yang mengalami kelangkaan gas Elpiji 3 Kg tetsebut,” tegasnya.
Syamsul menegaskan, pihaknya bersama Pertamina akan mengecek gas bersubsidi tersebut per hari ini. “Insya Allah besok, (hari ini Red) kami akan melakukan pemantauan dan pengamatan ke daerah yang diduga mengalami kelangkaan tentunya bersama-sama dengan Pertamina Wilayah VII,” paparnya.
Saat ini, Pertamina juga akan mempersiapkan operasi pasar dan akan melakuakan pengerahan empat mobil truck gas Elpiji bersubsidi 3 Kg. “Kami memohon bantuan partisifasi teman wartawan untuk memberikan info wilayah mana saja yang terkena dampak kelangkaan sekaligus membantu melaporkan ke kami jika ada indikasi penimbunan ataupun over jatah di setiap kabupaten ke kabupaten di Sulsel,” ujar Syamsul.
Persoalan kelangkaan gas Elpiji bersubsidi 3 Kg ini, sangat menyentuh kebutuhan masyarakat terkhusus masyarakat yang penghasilannya berkecukupan.
Hasan, warga Jl Sukaria, Makassar, mengakui, ia sangat kesulitan mendapatkan Elpiji 3 Kg. Kondisi itu sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini. “Di Sukaria kita tidak lagi menemukan gas Elpiji 3 Kg. Susah sekali didapat. Kalaupun ada di kota, sampai di Jl Veteran, Makassar. Itupun harganya minta ampun mahalnya Rp25.000,” keluhnya.
“Harusnya hal seperti ini menjadi perhatian pemerintah, sebab ini salah satu kebutuhan mendasar. Apalagi ini, memang dikhususkan bagi masyarakat kecil,” tambah Hasan yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang parkir di depan Mal Panakkukang Makassar.
Bukan hanya pengguna, bahkan pedagang eceran pun mengaku resah. Seperti halnya yang dialami Mursalam (30) pengecer gas subsidi Elpiji 3 Kg di jalan Bontontoduri, Kelurahan Pa’baeng-baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Mursalam mengaku, terpaksa harus menjual gas Elpiji bersubsidi 3 Kg ke konsumen sebesar Rp25.000 per tabung lantaran menyesuaikan modalnya.
“Langka sekali, saya beli di pangkalan gas Jl Bontontoduri, tapi harganya di sana Rp20.000, jadi dijualkan juga di atas dari harga beli,” ujarnya.
Stok di pangkalan, juga sangat terbatas, untuk itu ia hanya bisa membeli 5 tabung gas saja. “Cuma lima tabung saja yang bisa dibeli,” keluhnya.
Sebelumnya, PT Pertamina, melalui Area Manager Communication & Relation Pertamina Sulawesi, Hermansyah Y Nasroen, mengaku, pihaknya tetap mengklaim distribusi gas Elpiji 3 Kg masih normal, yakni dengan jumlah pasok sama dari bulan lalu.
Hermansyah mengatakan, volume Elpiji 3 Kg yang disalurkan per bulan Oktober 2017 khusus Sulsel sejumlah 6.553.997 tabung atau setara rata-rata harian sebesar 252.077 tabung per hari. Jumlah tersebut, telah sesuai dengan rata-rata penyaluran Elpiji 3 Kg tiap bulannya. Penyaluran Elpiji 3 Kg ini sesuai kuota yang ditentukan pemerintah. “Penyaluran kita tetap, tidak ada pengurangan,” ujarnya.
Hermansyah menjelaskan, sebanyak 117 agen sebagai perpanjangan penyaluran gas bersubsidi tersebut dari 7.909 pangkalan. Adapun aktivitas pengisiannya dilakukan di 15 SPPBE (Stasiun Pengisian & Pengangkutan Bulk Elpiji) dan saat ini berjalan lancar tanpa kendala.
Pihaknya pun menduga, kelangkaan Elpiji 3 Kg hanya terjadi di pengecer bukan di pangkalan resmi. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat membeli Elpiji 3 Kg di pangkalan terdekat sesuai harga eceran tertinggi, yakni Rp15.500. Sebab pengecer bukan jalur distribusi resmi Pertamina.
“Pertamina sebagai badan usaha yang ditugaskan menyediakan dan mendistribusikan Elpiji 3 Kg, hanya melakukan pengawasan pendistribusian hingga ke tingkat agen dan pangkalan, tidak sampai ke tingkat pengecer,” jelasnya.
RakyatSulsel
Post a Comment